Penyedia Alat Kesehatan Terlengkap

Kami penyedia jasa supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, medical, mechanical, elektrical, environmental engineering terlengkap dan terpercaya. Kami melayani penjualan retail dan pemesanan khusus.

Untuk informasi lanjut, hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.

Saturday, August 24, 2013

Satgas IDAI: Kalau Vaksin Sebabkan Autisme, Saya Sudah Ditangkap

Satgas IDAI: Kalau Vaksin Sebabkan Autisme, Saya Sudah Ditangkap

Liputan6.com, Jakarta : Pemberian vaksin wajib bagi anak-anak agar terhindar dari segala penyakit menular yang berbahaya. Tapi, masih ada orangtua yang enggan memberikan vaksin ke buah hatinya, karena takut kelak anaknya mengidap autisme.

Benarkah vaksin menyebabkan seorang anak jadi mengidap autisme? Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro Sp.A(K) memberikan jawabannya.

"Kalau vaksin beneran menyebabkan seorang anak menjadi atuisme, mungkin tidak akan pernah dipakailah. Karena yang tahu duluan 'kan kita, baru masyarakat awam. Jadi, semua vaksin yang ada di luaran sana, tidak ada yang menyebabkan anak menjadi autisme," terang Sri Rezeki, kepada sejumlah wartawan di Ruang Prof Mahamardjono Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (20/8/2013)

Lebih lanjut Sri Rezeki mengatakan, bahwa vaksin itu sendiri sudah dicanangkan, baik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Departemen Kesehatan, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kalau ada yang mengatakan vaksin menyebabkan autisme, yang sudah jelas tidak akan disebarluaskan ke masyarakat luas.

Memang, autisme itu merupakan penyakit yang kemungkinan besar disebabkan oleh genetik. Menurut Sri Rezeki, genetik itu sendiri untuk membuktikannya tidak mudah. "Jadi, kalau ada yang bilang jangan-jangan ini turunan dari bapaknya, ya jelaslah bapaknya marah," tambah Sri Rezeki.

Alasan lain yang menyebabkan seseorang mengatakan kalau vaksin dapat menyebabkan autisme, karena yang sering terjadi adalah, imunisasi itu selesai ketika usia anak beranjak satu tahun. Dan orangtua sendiri baru menyadari anaknya nggak bisa berbicara dengan normal, nggak ada kontaknya sama sekali, serta asyik dengan apa yang dia kerjakan sendiri, ketika sang anak berusia di atas 1 tahun.

"Biasanya itu terjadi di atas 1 sampai 1,5 tahun. Di usia itu, orangtua baru ngeh, janga-jangan anaknya autisme. Dan kebetulan, si ibu baru memberikan anaknya vaksin MMR (Mumps, Morbili, dan Rubela)," terangnya. "Bukti dari itu sendiri tidak ada," lanjut Sri Rezeki.

Sri pun meyakinkan kalau vaksin itu tidak akan menyebabkan seorang anak menjadi autisme, karena selama 30 tahun ia memberikan imunisasi kepada banyak anak, tidak ada satu pun pasiennya yang tiba-tiba datang kepadanya, dan memberitahu kalau anaknya mengidap autisme.

"Gampang 'kan, melihatnya? Catatan medisnya semua lengkap. Kalau ada yang autis, saya masuk penjara kali, ya," tutupnya.

(Adt/Abd)



Sumber Liputan6



Info Alkes

No comments:

Post a Comment