Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Menurut laporan terbaru Pusat Pengendalian dan pencegahan Penyakit AS (CDC), cara ini dilakukan karena cuci tangan sebelum melakukan sesuatu adalah proses pencegahan penyakit paling dasar.
Ketika alat ini baru dipasang, karyawan rumah sakit tidak diberitahu kalau kebiasaan cuci tangannya sedang dipantau. Selama pertama masa percobaan 16 minggu, hanya sekitar 10 persen dokter dan perawat yang cuci tangan. Namun, setelah karyawan tahu, kebiasaan mencuci tangan naik menjadi 88 persen.
Ternyata kebiasaan ini juga sudah diterapkan di berbagai negara bagian AS. Ada RS yang memberikan hadiah pizza gratis dan kupon kesehatan bagi karyawan yang rajin mencuci tangan, Ada juga RS yang memberikan hukuman ketika banyak karyawannya tidak mencuci tangan. Lainnya, menggunakan frekuensi chip radio seperti yang dimiliki polisi dan akan berbunyi jika ada dokter yang tidak mencuci tangannya.
Menurut Dr Bruce Farber, kepala bagian penyakit menular di North Shore mengatakan bahwa ini seperti perang. Karena menurutnya dokter lupa mencuci tangan itu memiliki alasan.
"Dokter atau perawat yang lupa mencuci tangan mereka mungkin stres, lupa atau tidak mau menerima teknologi baru,"ujarnya.
Seperti dikutip Foxnews, Kamis (30/5/2013), Infeksi yang didapat di rumah sakit memakan biaya hingga 30 miliar dolar per tahun dan menyebabkan sekitar 100.000 kematian pasien setiap tahunnya di AS. Akibatnya, rumah sakit akan berusaha keras untuk memastikan dokter dan perawatnya cuci tangan. (Fit/Igw)
Dokter kecantikan di Skin Care and Body Treatment, dr. Theresia Tedjasukmana dari Klinik Ariesta menganjurkan cara membersihkan wajah yang benar agar semua kotoran terangkat terutama sebelum tidur.
"Yang pertama, ketika pulang beraktivitas, seseorang tidak boleh langsung duduk, makan atau menonton televisi. Lebih baik langsung ambil susu pembersih dan bersihkan wajah," jelas Theresia saat ditemui Liputan6.com seperti ditulis Minggu (28/4/2013).
Ketika menggunakan susu pembersih pun ada caranya. Menurut Theresia, ketika menggunakan susu pembersih harus dengan cara gerakan tangan memutar cepat. Tidak boleh terlalu lama karena susu pembersih mengandung minyak yang bisa menyerap di wajah.
"Kemudian bersihkan menggunakan kapas ke arah luar wajah. Ini akan membantu membuka pori dan mengangkat kotoran,"jelasnya.
Tapi Theresia menilai, hal itu belum cukup. Setelah itu, seseorang dianjurkan untuk mandi, apalagi untuk kulit jenis berminyak dan sensitif yang rentan terhadap debu dari luar.
"Sambil mandi, cuci wajah dengan sabun wajah. Baru kemudian setelah mandi, toner wajah digunkan," tambahnya. (Fit/Igw)
"Jika dalam dua hari saja pasien terlambat, maka kami akan mendatangi rumahnya. Tapi tidak sedikit yang menolak bertemu" ujar Koordinator Program TB Puskesmas Tebet dr. Elizabeth Ratnawati di Jakarta, Sabtu (13/4/2013).
Banyak alasan penolakan seperti merasa sudah sehat, tidak punya ongkos atau sudah dirujuk ke rumah sakit. "Yang paling sulit adalah merubah perilaku orang. Kadang juga mereka tidak mau keluar rumah," tambahnya.
Menurut Elizabeth, pasien TB tidak boleh lupa dan absen minum obat. Minimal dua tahun, setiap hari harus mengonsumsi obat. Jika pasien lupa minum obat, akibatnya pasien akan mengalami kondisi yang lebih parah dan kemungkinan menularkan kuman lebih besar.
"Di Jakarta ini kan banyak pekerja musiman. Jadi ketika kami pergi ke rumahnya, seringkali pasien sudah tidak ada di rumahnya karena sudah pulang kampung atau pindah," jelas Elizabeth.
Sebagai percontohan dalam pelayanan TB, Puskesmas Tebet sempat diketahui pernah dikunjungi oleh tim dari organisasi kesehatan dunia (WHO) dan tim kesehatan dari Norwegia.
"Kami selalu lakukan upaya penyuluhan dengan tim PMO (Pengawas Minum Obat) yang biasanya secara berkelompok rutin diadakan setahun sekali. Kalau ini dikhususkan untuk pasien TB dan dan keluarganya," kata Elizabeth yang ditemui usai praktik. (Fit/Abd)
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal IDI, Dr. Daeng M Faqih, MH saat jumpa pers menyambut hari bakti dokter di kantor IDI Pusat, Jakarta, seperti ditulis Jumat (12/4/2013).
"Kami sendiri mendengar malapraktik ini masih menggunakan prinsip praduga tak bersalah. Kasus malapraktik ini kan kejadian yang tidak diinginkan dan ini baru dugaan. Tapi siapa pun yang melakukan malpraktik atau tindakan hukum, IDI mendorong untuk segera diproses," ujar Faqih.
Menurut Faqih, fungsi IDI dalam hal ini hanya sebatas memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap beberapa dokter sesuai undang-undang kedokteran, rumah sakit dan sebagainya. Namun, karena sebagai sebuah organisasi, IDI juga saat ini masih terbatas pada pengawasan dokter mandiri.
"Kalau dokter yang berpraktik di rumah sakit, kami belum bisa banyak melakukan pembinaan. Maka itu, jika masyarakat merasa curiga, silahkan adukan dokter tersebut. Kami juga mengimbau untuk melaporkan jika ada kasus yang dirasa tidak sesuai dengan sistem pelayanan dokter,"jelas Faqih.
Tapi untuk kasus Edwin, hingga saat ini pihak IDI mengakui belum tahu kebenarannya sehingga untuk saat ini belum bisa memberikan banyak keterangan.
Sebelumnya, Edwin Timothy Sihombing, seorang bayi usia 2,5 bulan dikabarkan oleh orang tuanya telah dipotong jarinya oleh dokter di RS Harapan Bunda karena membusuk dan membengkak usai diinfus. Namun rumah sakit menegaskan tak ada pemotongan pada jari bayi Edwin. Yang ditemukan adalah jaringan mati di kasa.(Fit/Mel)
Balikpapan, Kompas - Pemerintah dinilai perlu turun tangan dan membuat aturan agar penempatan dokter bedah merata di rumah sakit tipe C dan D. Salah satunya, mengangkat dokter bedah menjadi pegawai negeri dan menempatkan mereka ke daerah terpencil.
”Saat ini, ada 100 rumah sakit tipe C dan D yang belum punya dokter bedah. Pengangkatan jadi PNS dan ditempatkan ke daerah beberapa tahun, menarik. Tidak asal ditempatkan, namun juga dijamin kesejahteraannya,” ujar Paul L Tahalele, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (Ikabi), seusai acara Pengembangan Profesi Bedah Berkelanjutan X yang diadakan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (Pabi), 19-23 Maret di Balikpapaan, Sabtu (23/3). Kegiatan diikuti 1.300 dokter spesialis bedah umum.
”Selain mengangkat langsung, dibentuk gugus tugas beranggota dokter-dokter bedah. Mereka jadi relawan bergiliran bertugas ke rumah sakit tipe C dan D selama beberapa tahun,” kata Paul. Rekomendasi itu akan disampaikan kepada Menteri Kesehatan dan Presiden.
Secara terpisah, Urip Murtedjo, Ketua PABI, mendesak pemerintah membuat aturan tentang pengangkatan dan penempatan dokter bedah. ”Dulu, Indonesia punya UU Wajib Kerja yang mengatur itu. Saat UU itu masih diterapkan, dokter yang belum ditempatkan ke daerah, belum bisa ambil spesialis. Konsep ini bagus,” kata dia.
Menurut Urip, dokter bedah muda akan mendapat pengalaman sangat berharga jika ditempatkan di daerah terpencil. Namun, itu perlu diikuti jaminan kesejahteraan. Saat ini, ada 1.700 dokter spesialis bedah umum di Indonesia.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi di RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, Jumat lalu, meminta dokter terjun melayani ke daerah. ”Rumah sakit harus jadi rumah sakit tanpa dinding. Dokter harus lihat rakyat di daerah yang belum ada dokternya. Jangan semua kumpul di rumah sakit di kota,” katanya. (PRA)
KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zaenal Abidin mengimbau masyarakat untuk segera melapor apabila ada dokter yang melakukan kesalahan baik berupa kesalahan kode etik, disiplin, maupun hukum. Tetapi sebelum melapor, sebaiknya ditelaah terlebih dulu jenis kesalahan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tersebut.
"Kesalahannya ditelaah dulu, berupa kesalahan kode etik, disiplin, atau hukum," ujar Zaenal dalam konferensi pers Senin (18/3/2013) di Jakarta.
Kesalahan kode etik, jelas Zaenal, dapat dilaporkan kepada IDI, kesalahan disiplin pada Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI, dan kesalahan hukum kepada badan hukum.
Menurut Zaenal, dokter merupakan satu-satunya profesi yang dapat dilaporkan melalui tiga jalur sekaligus. "Tentu ini menjadikan tugas dokter tidak mudah. Selain mengabdi, dokter juga diawasi banyak pihak," ungkapnya.
Zaenal juga menuturkan, sebaliknya, kesalahan dokter tidak perlu disampaikan di dalam forum, bahkan diombang-ambingkan beritanya pada masyarakat. Hal tersebut dikhawatirkan akan merusak citra dokter di masyarakat.
Komentar tersebut disampaikan Zaenal terkait pertanyataan dari Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Ribka Tjiptaning belum lama ini. Ribka mengatakan, dokter dalam banyak hal dan kesempatan lebih jahat dibanding polisi lalu lintas.
"Padahal, saat ini kami sedang memperbaiki citra dokter agar masyarakat lebih mempercayai dokter. Selain itu peningkatan citra dokter Indonesia juga perlu dilakukan agar orang tidak selalu pergi ke luar negeri untuk berobat," tandas Zaenal.