Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
KOMPAS.com - Selama ribuan tahun, jahe sudah dikelompokkan sebagai penyedap masakan dan minuman, serta pengobatan. Tanaman rimpang ini disukai karena efeknya yang menghangatkan tubuh. Salah satu khasiat lain dari jahe adalah membantu mengurangi gejala asma.
Para peneliti dari departemen anestesiologi Columbia University mengatakan, jika dikombinasikan dengan obat-obatan asma, jahe akan meningkatkan efek rileksasi otot polos di sekitar saluran napas. Otot-otot ini menyempit saat serangan asma terjadi sehingga menyulitkan untuk bernapas.
Para peneliti menemukan ada tiga komponen spesifik dari jahe yang memiliki efek rileksasi sehingga baik jika dikombinasikan dengan obat asma. Ketua studi Elizabeth Townsend mengatakan, komponen jahe yang telah dimurnikan dapat bekerja secara sinergi dengan pengobatan asma dalam rileksasi otot saluran napas.
"Prevalensi asma meningkat beberapa tahun terakhir, namun dengan pengetahuan yang lebih baik tentang penyebabnya dan bagaimana penyakit ini berkembang, maka pengobatan baru yang lebih efektif dapat diciptakan," ujar Townsend.
Asma dikendalikan oleh otot yang mengetat di saluran udara yang disebut bronkokonstriksi. Maka selama ini asma diobati dengan betagonists yang berfungsi mengendurkan otot.
Untuk mengukur efek dari jahe, para peneliti mengambil sampel jaringan otot saluran napas dan memberikan paparan sebuah senyawa neurotransmiter yang disebut asetilkolin untuk membuat otot berkontraksi. Kemudian mereka memberikan tiga perlakukan berbeda pada otot polos yang berkontraksi tersebut.
Perlakukan pertama yaitu dengan memberikan isoproterenol, salah satu tipe bronkodilator, yang dicampur dengan komponen jahe 6-gingerol. Kedua, pengobatan ditambah komponen jahe 8-gingerol, dan yang tiga pengobatan ditambah komponen jahe 6-shogaol. Sedangkan ada juga kontrol yaitu dengan hanya memberikan pengobatan saja.
Hasilnya, ketiga perlakuan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pengobatan saja. Khususnya, 6-shogaol merupakan komponen yang paling efektif dalam mengendurkan otot yang memperbaiki pengobatan asma.
Ketiga komponen bekerja dengan mempengaruhi enzim yang disebut dengan phosphodiesterase 4D (PDE4D). Penelitian sebelumnya menunjukkan enzim tersebut ditemukan di paru-paru, menghambat mekanisme rileksasi di saluran napas dan mengurangi inflamasi jaringan.
Para peneliti berharap studi ini dapat memberikan penjelasan yang lebih lanjut hingga ke tingkat seluler mengenai efektivitas komponen jahe untuk pengobatan saluran napas.
Liputan6.com, "Logos Institute" Surabaya membantu para dokter di berbagai daerah di Indonesia untuk menangani pasien yang ingin berhenti merokok maupun mereka yang memiliki penyakit lainnya lewat terapi teknik pembebasan emosi secara spiritual atau SEFT.
"Beberapa hari lalu kami melatih 54 kepala rumah sakit paru se-Indonesia untuk menguasai teknik SEFT ini yang diharapkan dapat digunakan untuk menangani pasien yang ingin berhenti merokok. Pelatihan itu diselenggarakan di Batu, Jatim," kata Direktur Logos Institute Dr Syarif Tahyib, MSi di Surabaya seperti dikutip Antara, Rabu (27/03/2013).
Ia mengemukakan metode "Spiritual Emotional Freedom Technique" (SEFT) yang di Indonesia dikembangkan oleh Ahmad Faiz Zainuddin itu sangat efektif untuk menangani seseorang yang ingin berhenti merokok. Teknik dengan cara mengetuk-ngetuk titik-titik akupunktur di tubuh pasien itu juga dipelajari oleh 200 lebih tenaga medis dan dokter di puskesmas di Surabaya.
"Kalau di Surabaya pelatihan untuk tenaga medis di puskesmas itu untuk mendukung Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR), sementara untuk pelatihan bagi para kepala rumah sakit paru dimaksudkan untuk mendukung pembebasan masyarakat dari penyakit tuberkolosis," kata dosen IAIN Sunan Ampel ini.
Saat ini, katanya, sejumlah puskesmas di Kota Surabaya sudah membuka klinik khusus yang menangani masyarakat yang ingin berhenti merokok dengan menggunakan terapi SEFT.
Ia mengemukakan bahwa seseorang yang kecanduan rokok kemudian ingin berhenti melalui terapi SEFT biasanya akan merasa mual dan muntah jika mengisap rokok setelah diterapi.
Teknik terapi ini dinilai efektif karena lengsung menyentuh ke titik-titik saraf seseorang yang mengalami masalah, termasuk kecanduan merokok atau kecanduan lainnya, seperti narkoba.
"Selain menekan atau mengetuk titik-titik saraf, teknik ini juga memadukan aspek spiritual, yakni percaya, ikhlas dan bersyukur. Jadi setiap pasien diminta untuk mengikhlaskan apa yang terjadi pada dirinya, termasuk mengikhlaskan penyakit yang ada pada tubuhnya," kata Ketua Yayasan Al Madinah itu.
Logos Institute sendiri menargetkan 5 juta SEFTer (sebutan untuk praktisi SEFT) di Indonesia.
Para SEFTer itu diharapkan dapat memberdayakan diri dan orang di sekitarnya lewat pembebasan hambatan-hambatan emosional untuk maju. Dari target tersebut, saat ini baru tercapai sekitar satu juta SEFTer di Indonesia. (Abd)