Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Jika pernah, pasti pemikiran Anda, asalkan dengan suhu yang sejuk, obat-obatan khususnya obat cair aman disimpan di lemari es. Padahal tidak semua obat bisa disimpan di lemari es karena akan memengaruhi mutunya.
Begitulah yang dikatakan oleh Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan POM, Dra. Reri Indriani, Apt, M.SI yang berkata kalau sebenarnya menyimpan obat di dalam kulkas boleh saja tapi lebih baik disimpan dalam suhu normal yang tidak terkena sinar matahari karena dapat merusak obat.
"Tidak semua obat bisa dimasukkan ke lemari pendingin. Apalagi menyimpan obat cair supositoria pada area pembeku lemari es (freezer)," jelas Reri yang ditemui di kawasan Ahmad yani, Jakarta, seperti ditulis Jumat (29/3/2013).
Untuk obat berbentuk tablet, sebaiknya jangan disimpan di lemari es karena obat tablet ini sifatnya kering jadi kalau dimasukkan ke kulkas akan lembap dan akan memengaruhi kualitas dan mutu obat.
Dalam kesempatan yang sama, Reri juga menyarankan untuk jangan menyimpan obat di dalam mobil untuk jangka waktu yang lama, segera membuang obat yang sudah kadaluarsa, buang obat dengan cara melepas obat dari kemasannya, dan buang ditempat yang jauh dari jangkauan anak-anak.
"Selain itu Anda harus simpan obat pada wadah aslinya. Jadi jangan mencampur beberapa obat dalam satu wadah. Juga letakkan obat pada tempat yang kering, sejuk, tidak lembab," pungkasnya. (Fit/Igw)
Kompas.com - Pencernaan yang sehat bukan hanya berpengaruh terhadap kemampuan tubuh menyerap nutrisi saja, namun juga mempengaruhi pertumbuhan otak. Bahkan, ada yang mengatakan usus adalah organ kedua terpenting manusia setelah otak.
Menurut pemaparan dari dokter spesialis anak dari Divisi Tumbuh Kembang Anak Ahmad Suryawan, pencernaan mempengaruhi perkembangan fungsi otak yang dikenal dengan istilah gut-brain axis.
"Otak membutuhkan energi agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Saluran cerna tidak hanya berfungsi untuk menyerap zat gizi tetapi juga berkomunikasi dua arah dengan otak," ujarnya dalam acara peluncuran Happy Tummy Council di Jakarta (25/3/13).
Hubungan gut-brain axis, jelas dokter dengan sapaan akrab Wawan ini, tidak sesederhana otak membutuhkan nutrisi yang diserap dari sistem pencernaan, namun memiliki kaitan yang kompleks karena melibatkan tiga sistem utama tubuh yaitu sistem saraf, sistem imun, dan sistem hormon.
"Maka dengan menjaga kesehatan sistem pencernaan akan sangat mempengaruhi perkembangan fungsi otak," ungkap dokter dari Rumah Sakit dr. Soetomo ini.
Perkembangan fungsi otak, kata Wawan, memiliki periode kritis yaitu di saat sejak masih dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. "Hingga anak berusia 2 tahun, ia sudah memiliki 80 persen otak orang dewasa," tutur Wawan.
Sedangkan dari usia 2 hingga 6 tahun, anak memiliki 95 persen otak orang dewasa. Yang artinya, hingga usia 6 tahun pun masih dikatakan saat perkembangan fungsi otak yang kritis.
Oleh karenanya, untuk mendapatkan perkembangan fungsi otak yang optimal, sistem pencernaan pun perlu sangat diperhatikan kesehatannya, terutama pada saat-saat kritis tersebut.
"Dengan memperhatikan kesehatan saluran cerna, maka anak akan memperoleh kemampuan motorik, komunikasi, kognitif, maturasi, emosi, kompetensi sosial yang baik dari perkembangan fungsi otak yang optimal," paparnya.
Selain dari menjaga kesehatan pencernaan, lanjut Wawan, dibutuhkan pula pola asuh yang baik, seperti memberikan nutrisi yang seimbang dan stimulasi yang optimal untuk memanfaatkan masa kritis perkembangan fungsi otak.
KOMPAS.com - Mendapatkan gigi yang sehat ternyata ditentukan sejak masih dalam kandungan dan kedisiplinan merawat gigi susu. Tak ayal, perawatan gigi yang dilakukan sedini mungkin akan berdampak sangat baik pada gigi yang sehat di kemudian hari. Tidak mendapat asupan gizi yang baik saat hamil dan salah cara menyusu merupakan faktor yang berpengaruh buruk bagi kesehatan gigi.
Menurut Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg. Zaura Rini, hal ini dikarenakan gigi mulai dibentuk saat berusia 20 minggu di dalam kandungan, meskipun gigi susu pertama umumnya baru tumbuh di usia kelahiran 6 bulan.
Menjaga kesehatan gigi saat di dalam kandungan, lanjut dokter dengan sapaan akrab Rini ini, yaitu dengan memperhatikan nutrisi yang dibutuhkan untuk mendapatkan gigi yang kuat dan sehat. Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup saat hamil akan berkontribusi untuk kesehatan gigi anak.
Rini memaparkan, setelah baru lahir pun kesehatan gigi anak juga perlu diperhatikan, sekalipun gigi anak belum tumbuh. "Meskipun gigi belum terlihat, namun sudah ada bakal gigi yang tertanam dalam gusi," ungkapnya.
Cara menyusui yang salah, kata Rini, dapat berakibat buruk pada kesehatan gigi. "Sering ditemui ibu yang menyusui anaknya sambil tidur dan membiarkan hingga anak tertidur. Padahal itu dapat merusak gigi anak," jelasnya.
Menurut Rini, cara yang tepat saat menyusui anak adalah dengan memisahkan waktu menyusui dengan waktu tidur. "Saatnya menyusu ya menyusu, saatnya tidur ya tidur," katanya.
Dengan menyendirikan waktu tidur dengan waktu menyusu, lanjut Rini, selain membuat gigi anak sehat, juga akan membuat anak lebih disiplin.
Kerusakan gigi akibat habis menyusu langsung tidur diakibatkan oleh asam yang dihasilkan dari air susu yang didiamkan dalam waktu yang relatif lama. Asam yang dihasilkan akan mempercepat pertumbuhan bakteri dalam mulut. Bakteri inilah yang akan merusak gigi.
Selain itu, Rini juga merekomendasikan agar gusi bayi yang belum tumbuh gigi dibilas dengan air bersih agar hilang sisa-sisa susu setelah habis menyusu. "Bisa langsung diminumkan, atau cukup dengan menyekanya dengan kain basah," pungkas Rini.