Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Penyedia Alat Kesehatan Terlengkap

Kami penyedia jasa supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, medical, mechanical, elektrical, environmental engineering terlengkap dan terpercaya. Kami melayani penjualan retail dan pemesanan khusus.

Untuk informasi lanjut, hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.

Showing posts with label Kebiasaan. Show all posts
Showing posts with label Kebiasaan. Show all posts

Tuesday, July 23, 2013

Kebiasaan Nonton TV Anak Meniru Orangtua


KOMPAS.com — Sebelum Anda memarahi si kecil karena terlalu sering menonton televisi, sebaiknya cobalah untuk berkaca. Kegemaran anak menonton TV boleh jadi merupakan cerminan kebiasaan orangtuanya.

Peneliti  Amy Bleakly mengatakan, yang paling menentukan waktu anak menonton TV adalah kebiasaan menonton TV orangtuanya.

"Jika orangtua menonton TV di waktu senggang mereka, anak juga akan melakukannya," ujar peneliti dari University of Pennsylvanis's Annenberg Public Policy Center in Philadephia ini.

Studi ini menganalisis hasil survei yang melibatkan 629 dewasa dan 1.550 orangtua yang memiliki anak usia balita, 6-11 tahun, dan 12-17 tahun. Mereka ditanyai soal kebiasaan mereka menonton TV, termasuk durasinya dalam sehari.

"Secara umum, kami menemukan durasi orangtua menonton TV sangat berhubungan kuat dengan anaknya," ujar Bleakley.

Sayangnya, studi yang dipublikasi dalam jurnal Pediatics ini belum dapat secara jelas menentukan program yang ditonton peserta survei. Seperti diketahui, tidak semua program TV baik untuk anak. Ada program yang berpotensi memicu anak untuk melakukan aktivitas berbahaya.

Selain itu, menurut Russ Jago, profesor aktivits fisik anak dan kesehatan masyarakat di Universitas Bristol, Inggris, duduk di depan TV terlalu lama bisa meningkatkan risiko obesitas dan penyakit, baik pada anak maupun pada orang dewasa.

"Namun, ada juga program yang bermanfaat bagi anak karena anak bisa belajar melalui media yang berbeda," ujarnya.

Menurut Jago, menonton TV sebenarnya bukanlah hal yang buruk, tetapi dibutuhkan moderasi untuk melakukannya. Studi ini memberikan pencerahan untuk menentukan target potensial intervensi pengurangan waktu menonton TV anak.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan durasi menonton TV untuk anak tidak lebih dari dua jam sehari. Bahkan untuk anak di bawah 2 tahun, sebaiknya tidak menonton TV sama sekali.



Sumber Kompas



Alat Laboratorium

Sunday, April 7, 2013

SEFT Efektif Hentikan Kebiasaan Merokok

SEFT Efektif Hentikan Kebiasaan Merokok

Liputan6.com, "Logos Institute" Surabaya membantu para dokter di berbagai daerah di Indonesia untuk menangani pasien yang ingin berhenti merokok maupun mereka yang memiliki penyakit lainnya lewat terapi teknik pembebasan emosi secara spiritual atau SEFT.

"Beberapa hari lalu kami melatih 54 kepala rumah sakit paru se-Indonesia untuk menguasai teknik SEFT ini yang diharapkan dapat digunakan untuk menangani pasien yang ingin berhenti merokok. Pelatihan itu diselenggarakan di Batu, Jatim," kata Direktur Logos Institute Dr Syarif Tahyib, MSi di Surabaya seperti dikutip Antara, Rabu (27/03/2013).

Ia mengemukakan metode "Spiritual Emotional Freedom Technique" (SEFT) yang di Indonesia dikembangkan oleh Ahmad Faiz Zainuddin itu sangat efektif untuk menangani seseorang yang ingin berhenti merokok. Teknik dengan cara mengetuk-ngetuk titik-titik akupunktur di tubuh pasien itu juga dipelajari oleh 200 lebih tenaga medis dan dokter di puskesmas di Surabaya.

"Kalau di Surabaya pelatihan untuk tenaga medis di puskesmas itu untuk mendukung Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR), sementara untuk pelatihan bagi para kepala rumah sakit paru dimaksudkan untuk mendukung pembebasan masyarakat dari penyakit tuberkolosis," kata dosen IAIN Sunan Ampel ini.

Saat ini, katanya, sejumlah puskesmas di Kota Surabaya sudah membuka klinik khusus yang menangani masyarakat yang ingin berhenti merokok dengan menggunakan terapi SEFT.

Ia mengemukakan bahwa seseorang yang kecanduan rokok kemudian ingin berhenti melalui terapi SEFT biasanya akan merasa mual dan muntah jika mengisap rokok setelah diterapi.

Teknik terapi ini dinilai efektif karena lengsung menyentuh ke titik-titik saraf seseorang yang mengalami masalah, termasuk kecanduan merokok atau kecanduan lainnya, seperti narkoba.

"Selain menekan atau mengetuk titik-titik saraf, teknik ini juga memadukan aspek spiritual, yakni percaya, ikhlas dan bersyukur. Jadi setiap pasien diminta untuk mengikhlaskan apa yang terjadi pada dirinya, termasuk mengikhlaskan penyakit yang ada pada tubuhnya," kata Ketua Yayasan Al Madinah itu.

Logos Institute sendiri menargetkan 5 juta SEFTer (sebutan untuk praktisi SEFT) di Indonesia.

Para SEFTer itu diharapkan dapat memberdayakan diri dan orang di sekitarnya lewat pembebasan hambatan-hambatan emosional untuk maju. Dari target tersebut, saat ini baru tercapai sekitar satu juta SEFTer di Indonesia. (Abd)



Sumber Liputan6



Info Alkes