Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp -,
email: alkesritel@yahoo.com
website: alkesritel.blogspot.com.
Didirikan oleh mahasiswa Tufts University, Maximus Thaler, rumah makan ini disebut sebagai restoran 'underground' dan toko kelontong.
Menunya akan ditentukan sesuai dengan bahan-bahan apa saja yang ditemukan di tong sampah terdekat. Seperti daging, ikan, sayuran, yang semua ada di tong sampah.
"Pada malam hari setelah toko tutup, kami masuk ke pintu belakang melihat tempat sampah dan mengumpulkan semua barang yang bisa kami lakukan," ujar Thaler dalam video YouTube yang dikutip News.com.au, Senin (8/4/2013).
Karena bahan-bahannya sampah, Thaler tak berniat meminta biaya ke pelanggannya. Masakannya semuanya gratis.
Kafe itu buka 24 jam di Apartemen Thaler dengan menyediakan kopi, teh, sup, yang bisa dinikmati pelanggan sepanjang hari. Makan malam akan disajikan pukul 18.00.
Pelanggan bisa memesan lewat pesan pendek (SMS) dan akan dikirim ke rumah dengan kurir bersepeda.
Bahan makanan memang semuanya dari tong sampah. Namun, Thaler memastikan bahan-bahan makanan tersebut masih bagus dengan memeriksa makanan dan mencucinya sebelum digunakan.
Kepada Boston Globe, Thaler mengatakan, ia membuka restoran itu dengan tujuan membuat orang berpikir bahwa sampah makanan berbeda.
"Makanan bukan komoditas. Itu bukan barang ketika Anda bayar untuk mendapatkannya, itu untuk dibagi dan membangun komunitas di sekitar," ujarnya.
"Itulah yang saya coba lakukan, membangun sebuah komunitas," pungkasnya.(Mel/Abd)
No comments:
Post a Comment